Senin, 01 April 2013
UN 20 paket bukannya membuat cerdas siswa malah sebaliknya. Sebanyak apapun paketnya, Saya cuma bisa beranggapan kalo UN hanyalah ladang korupsi bagi para pelaku kejahatan. Itu baru Reality.
Haruskah siswa dijadikan Uji coba seperti kelinci percobaan? Tiga tahun sekolah hanya ditentukan dalam Seminggu.
Siswa punya mental juga punya hati. Haruskah Masa depan mereka dipersulit. Belum lagi tentang anggapan "Orang Pintar yang Terbuang"..
Saya pernah mendengar Pidato dari Deddy Cobuizer. "Sekolah itu
penting. tetapi bnyak yang salah, terutama di Indonesia. Sekolah dari TK hingga SMA itu percuma! Kenapa.?
Karena di Indonesia guru mendidik siswa menjadi Guru dengan mengharuskan siswa bisa menguasai semua pelajaran. Ketika guru menguasai Satu pelajaran kenapa siswa harus menguasai semua pelajaran. Coba saja bandingkan Guru Matematika dengan Sejarah! Begitupun sebaliknya. Apakah guru tersebut menguasai pelajaran itu?"
Kenapa tidak sejak kecil di Indonesia menerapkan pemilihan untuk Anak tersebut supaya memilih mata pelajaran yang mereka ingin dalami. Seperti layaknya Anak Kuliahan. Sehingga sejak kecil si Siswa tidak di jejali berbagai mata pelajaran. Sehingga kreatifitas siswa benar-benar terfokus, bukan justru setengah-setengah. Karna Siswa yang dari kecil di jejali banyak pelajaran, mereka cenderung hanya menggunakan Otak kiri untuk menghafal. Bukan memahami..!
Ya ini sih cuma pendapat pribadi Saya. Sepaham atau tidak Sepaham, itulah Indahnya Perbedaan....
Semoga SUKSES buat para Siswa/Siswi yang akan menjalani UN..
Haruskah siswa dijadikan Uji coba seperti kelinci percobaan? Tiga tahun sekolah hanya ditentukan dalam Seminggu.
Siswa punya mental juga punya hati. Haruskah Masa depan mereka dipersulit. Belum lagi tentang anggapan "Orang Pintar yang Terbuang"..
Saya pernah mendengar Pidato dari Deddy Cobuizer. "Sekolah itu
penting. tetapi bnyak yang salah, terutama di Indonesia. Sekolah dari TK hingga SMA itu percuma! Kenapa.?
Karena di Indonesia guru mendidik siswa menjadi Guru dengan mengharuskan siswa bisa menguasai semua pelajaran. Ketika guru menguasai Satu pelajaran kenapa siswa harus menguasai semua pelajaran. Coba saja bandingkan Guru Matematika dengan Sejarah! Begitupun sebaliknya. Apakah guru tersebut menguasai pelajaran itu?"
Kenapa tidak sejak kecil di Indonesia menerapkan pemilihan untuk Anak tersebut supaya memilih mata pelajaran yang mereka ingin dalami. Seperti layaknya Anak Kuliahan. Sehingga sejak kecil si Siswa tidak di jejali berbagai mata pelajaran. Sehingga kreatifitas siswa benar-benar terfokus, bukan justru setengah-setengah. Karna Siswa yang dari kecil di jejali banyak pelajaran, mereka cenderung hanya menggunakan Otak kiri untuk menghafal. Bukan memahami..!
Ya ini sih cuma pendapat pribadi Saya. Sepaham atau tidak Sepaham, itulah Indahnya Perbedaan....
Semoga SUKSES buat para Siswa/Siswi yang akan menjalani UN..
